Anak
kecil dan tanah gersang
Setelah
semua pergi , mereka akan kembali dengan luka dan sisa sisa genangan air mata
yang masih lembab di pipi ,
Dengan
tatap mata yang sayu , mengharap ada jiwa mendengar rintihan mereka di tengah
badai yang kian menampakkan amarahnya , memecah ruang di keheningan ,
Atau
dia akan meninggalkan semua dan menangis di tengah gerimis dan percikan
percikan air yang menerpa wajah dan membuka pori pori kulitnya yang nyaris
terbakar di tengah kegersangan kemarin
Lalu
, ia pergi meninggalkanku dengan beribu Tanya yang masih menghinggap di
kepalaku , entah bagaimana bisa aku terus diam , berdiri terpaku melihat semua
ini tanpa ada sesuatu pun yang aku lakukan . tak ada satupun !
Kemudian
dia berlari memecah kesunyian , menghampiri puluhan manusia yang berderet rapi
di pembaringan , ia menoleh lalu ia berkata “ mereka bukanlah manusia “ ,
Aku
tertegun dan mengerutkan alis , entah apa yang ada di pikiran bocah kecil ini ?
Seketika
itu aku kembali membuka buku undang-undang yang masih ada di genggaman ku ? .
apa yang ia ketahui ? sedang para petinggi sedang melongo dengan congkaknya ,
barkacak pinggang di depan para abdi yang begitu hampir mati mempertahankan
kesejahteraan di bumi pertiwi ?
Ia kembali menoleh padaku
?
Katanya
, berlarilah tinggalkan tanah yang gersang ini ? dan temukan kedamaian di dalam
buku undang-undang yanga ad di tanganmu itu ..
Primaditha,
2011
0 komentar:
Posting Komentar