Jumat, 22 Februari 2013

Anak Kecil dan Tanah Gersang



Anak kecil dan tanah gersang

Setelah semua pergi , mereka akan kembali dengan luka dan sisa sisa genangan air mata yang masih lembab di pipi ,
Dengan tatap mata yang sayu , mengharap ada jiwa mendengar rintihan mereka di tengah badai yang kian menampakkan amarahnya , memecah ruang di keheningan ,
Atau dia akan meninggalkan semua dan menangis di tengah gerimis dan percikan percikan air yang menerpa wajah dan membuka pori pori kulitnya yang nyaris terbakar di tengah kegersangan kemarin

Lalu , ia pergi meninggalkanku dengan beribu Tanya yang masih menghinggap di kepalaku , entah bagaimana bisa aku terus diam , berdiri terpaku melihat semua ini tanpa ada sesuatu pun yang aku lakukan . tak ada satupun !

Kemudian dia berlari memecah kesunyian , menghampiri puluhan manusia yang berderet rapi di pembaringan , ia menoleh lalu ia berkata “ mereka bukanlah manusia “ ,
Aku tertegun dan mengerutkan alis , entah apa yang ada di pikiran bocah kecil ini ?
Seketika itu aku kembali membuka buku undang-undang yang masih ada di genggaman ku ? . apa yang ia ketahui ? sedang para petinggi sedang melongo dengan congkaknya , barkacak pinggang di depan para abdi yang begitu hampir mati mempertahankan kesejahteraan di bumi pertiwi ?
Ia kembali menoleh padaku ?
Katanya , berlarilah tinggalkan tanah yang gersang ini ? dan temukan kedamaian di dalam buku undang-undang yanga ad di tanganmu itu ..

                                                       
                                                Primaditha, 2011 

0 komentar:

Posting Komentar

 

PD Nandaa Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez