Selasa, 12 November 2013

Luka Pelangi …






Description: index.jpg
Ketika kau Harus membayarnya Dengan Air mata


Lalu , aku mencoba kembali dengan noda pena yang mulai memudar , pudar karena gempuran rintik hujan semalam. Aku mulai menyusuri jalan setapak di  tengah dengung hiruk pikuk jalanan ibu kota , mencoba mencari kedamaian ditengah bising kendaraan yang berlalu-lalang. Ku tatap kembali sketsa gambar yang ku buat semalam , “ Akhh , … kenapa jadi begini ? “ , Tanyaku dalam hati dengan penuh emosi.

Sketsa gambar yang ku buat belum sepenuhnya selesai , masih banyak yang perlu kububuhkan untuk menambah nyata potret manusia pinggiran yang ku buat. Namun , hujan semalam menjadi begitu sulit untukku , hujan menjadi musuh terbesarku , hujan selalu menyulitkan keadaanku , karena hujan rumah- rumah kardus yang ada di dekat tempat tinggalku menjadi rusak , berantakan ! hujan yang membuat kedinginan yang menusuk pori-pori kulitku , dan hujan pula yang merusak sketsa gambarku.

“ Kamu tidak ke sekolah Dul ? “ , Tanya kakakku . “ Aku kesekolah. Kenapa ? “. Aku balik bertanya. “ Nah , kamu sudah kesiangan , ayo cepat sedikit , jadi orang harus selalu disiplin. Waktu adalah uang , peluang yang tidak boleh di sia-siakan. “. Ceramah kakakku. “ Iya , iya .. “. Ketusku . “ Ya sudah , kakak berangkat dulu ya ! “. Pamit kakak padaku.

Setiap hari memang , aku harus mendengarkan ocehannya , tapi akau tahu , apa yang dia katakana adalah untuk kebaikanku juga , tak sedikit pengorbanannya untukku , dia bekerja siang malam hanya untuk mencukupi kebutuhanku , kebutuhan kami!. Membiayai sekolah , hal yang seharusnya dilakukan seorang ayah !. Maklum saja , sejak ayah meninggalkan kami 3 tahun lalu , kakak tak ubahnya seperti ayahku sendiri walau dengan keadaan pas-pasan dia tak pernah mengeluh sedikitpun padaku. Dan aku sangat mencintai kakakku , namanya Wayan.

Aku bergegas merapikan rambutku , rambut seperti ini memang susah di atur , butuh waktu 4 hingga 5 menit untuk merapikannya. Setelah semuanya siap aku segera menyambar sepedaku , Kringg , Kringg !!

… Hari mulai beranjak siang , matahari mulai menyapa manusia , membangunkan manusia dari tidurnya yang begitu terjaga , burung-burung masih Nampak 2 atau 3 ekor di dahan- dahan pohon spenjang gang yang kulewati. Entah mengapa aku begitu bahagia pagi ini , padahal semalam aku begitu emosinya , peristiwa pudarnya warna sketsa ku seperti tak kurasakan lagi. Aku begitu sumringah pagi ini , mataku memancarkan rona bahagia , sangat kurasakan .. dadaku sesak dipenuhi bunga – bunga yang indah , menebarkan orama kebahagian tiada tara. Apa gerangan yang akan terjadi ? apakah sesuatu yang akan membuatku lebih baik ? sesuatu yang akan mengindahkan hidupku ? dan terserahlah apapun itu , aku tidak peduli ! yang jelas Aku Bahagia …

“ Dul , sini Dul ! “ , Anggan terus memanggil – manggilku . “ Kenapa ? “ , Aku balik bertanya. “ Ada yang ingin Ku ceritakan ! “ , Ucapnya dengan diiringi bulir air mata, “ Kamu kenapa Gan ? “ , tanyaku penuh desakan pada Anggan. “ Ayah dan Ibuku kemarin bertengkar , lalu ayahku mencerai ibuku , aku tak tahu , ayah sengaja atau tidak , tapi ibuku tak terima dengan semua itu , lalu mengajukan gugatan cerai pada ayahku ! aku tak bisa menerima semua itu ! Sakit ! “ , terangnya dengan penuh keharuan. Aku hampir saja ikut larut dalam keharuan drama ayah dan ibu Anggan. Namun , sebagai sahabat aku harus tetap berusaha memberikan motivasi dia untuk menghadapi cobaan. “ Sudah , aku tahu apa yang kau rasakan , memang sangat sulit , tapi ini adalah salah satu jalan kita menuju kematangan berfikir , inilah yang terbaik untuk mu , keluargamu , seharusnya kamu bisa menerima keputusan mereka sebagai yang terbaik untuk segala sesuatu di masa depan. “ , Kataku coba menasehati. Lalu , dia beranjak , memegang tanganku dan mengajakku masuk dalam kelas. Selama belajar , roman wajahnya tak jua berubah , begitu monotone. Seringkali ia ditegur oleh guru karena kedapatan melamun. Ya , aku tahu , ini memang berat baginya !.

“ Assalamu alaikum , permisi sebentar “ , kata Pak Salam sambil mengetuk pintu kelasku . “ Ya , silahkan ! , ada yang bisa saya bantu ? “ , Tanya wali kelasku. “ Saya ingin berbicara sebnetar dengan Abdul , perihal besiswa kemarin “ , terangnya . “ Oh iya , silahkan pak “ , dengan sunggingan senyum. Khasnya.

Aku bangkit dari tempat dudukku menuju kantor kepala sekolah , mengekor di belakang Pak Salam. Aku sedikit bingung , beasiswa ? beasiswa apa ? Inikah jawaban atas Tanya yang sedari tadi mneggelayut di pikiranku ? jawaban atas semua perasaan bahagiaku hari ini ?

Tiba di ruangan Kepala Sekolah ,

“ Begini , salah satu universitas Negeri Fakultas Kesenian meminta rekomendasi calon mahasiswa dari sekolah kita yang akan ditempatkan di kelas Seni Rupa , dan bapak merekomendasikan kamu , bisa ? “ , jelasnya. “Tentu saja bisa pak “ , Rasa bahagia ku pun semkain menggebu –gebu. Aku mau , aku tahu dan aku akan membuat kakakku bangga.
“ Tetapi , ada syaratnya ! “ , Sambung Pak Salam.

  Apa pak ? “ , tanyaku penuh harap.

  Besok pagi , tolong serahkan  sketsa gambar yang menurut kamu adalah karya yang paling bagus dan bisa kamu banggakan , dan berdolah semoga sketsamu Lolos seleksi , Bisa ? “, lanjutnya.

“ Insyaallah pak , Terimakasih Sebelumnya “ , Ucapku dengan penuh rasa syukur.

  ….“ Kak , temani aku untuk membeli spidol gambar , spidolku sudah ngadat , tua lapuk , sudah batu – batuk . mau di ganti baterainya ,, heheh “ , kataku bercanda sambil merengek pada Kakakku ,
“ Habis lagi ? Astaga ! kakak sudah tidak punya cukup uang untuk itu. “ , katanya .          “ Sudahlah , jangan pikirkan itu. Aku punya cukup tabungan untuk membeli Spidol , lagi pula pak Salam juga memberiku Uang untuk mebeli Spidol Gambar yang baru “ , kataku
“ Baiklah , ayo ! “ , akhirnya kakak mau mengantarku.

Entah  mengapa , hari ini aku selalu ingin di dekat kakak , rasanya detik-detik ini takkan bermakna ku lalui tanpa kakak di sampingku , aku ingin terus merasakan kehangatannya. Bukan karena aku manja , tapi Entahlah ?

Aku merasa Aneh saat itu , saat kakak mencoba membantuku menyeberang jalan , maklum saja aku sangat trauma dengan yang namanya menyeberang jalan , phobia melihat kendaraan yang begitu banyak dengan laju yang sangat cepat , dan pada waktu itu kepalau terasa berat ,  rasa kesakitan begitu menusuk-nusuk kepala ku  , sekelilingku serasa ingin runtuh , kakak berusaha menolongku , dan Brakk !!! , aku tak ingat lagi.

Dan sampai saat ini aku baru tersadar , kulihat cahaya lampu perlahan – lahan mulai menerobos kornea mataku , penglihatanku  tampak buram , kelihatan remang-remang. Ku lihat sosok lelaki berperangai tinggi berdiri di hadapanku , aku mulai memperbaiki pandangnku. Ternya dia Anggan.  Tapi ? dimana aku ? bukankah aku tadi bersama Kak Wayan ? dimana Dia ?

“ Pasien akan segera dipindahkan “ , kata seorang Dokter. Berarti aku ada di Rumah sakit ? Tapi kenapa aku sampai berada di sini ?
“ Aku benar ada di rumah sakit ? Lalu , kakakku mana ? Mana kak Wayan ? “ , Tanyaku dengan hujaman rasa kebingungan yang bertubi-tubi.
“ Dul , kamu harus bisa terima ini “ , nadany Lesu.
“ Gan , kenapa kakikku  serasa tak dapat bergerak ? tanganku ? Gan ? “ , Tanya ku sambil menahan kesakitan.

“ Dul , kaki kamu terpaksa harus di amputasi Karena tidak ada kemungkinan dapat digunakan lagi , dan kalaupun di biarkan , akan terus menjalar kebagian tubuh kamu yang lain ,  begitupun dengan tanganmu , “ , kata Anggan dengan diiringi derai Air mata.  Aku menangis sekencang –kencangnya  , serasa tak sanggup ku hadapi semua .. harus Amputasi ? aku telah kehilangan emasku , tanganku. Kaki kiriku ? Tuhan ! apa lagi ? cobaan seperti apa lagi ini ? dunia serasa tak berpihak padaku , tiada saru sisipun bisa menjadi tonggak ku senidri. Syaraf-syaraf kakiku meradang , pecah hingga menjalar ke gumpalan dagingku , menyatu dengan aliran darahku , menerobos hingga  kepalan otakku , begitu dahsyatnya rasa sakit yang ku alami  , dan akhirnya tidak ada. MATI RASA.
Tanganku yang dulu mampu menggetarkan senar-senar gitar  dalam alunan nyanyian dan do’aku untuk ayah , kini tinggal bagian yang harus ku buang. Kesedihan , kesepian semakin dalam menerobos kesabaran , dan emosi.
“ Gan ? Kak Wayan dimana ? apa dia baik-baik saja ? “ , kata –kata itu tiba-tiba terlintas dalam pikiranku.
“ hm , hm .. “ , Anggan terlihat begitu gugup dan mencoba menutupi ketakutannya, bibirnya gemetar  , keringat dinginnya perlahan bercucuran , dia mendekatiku dengan langkah gontai , mencoba meraih tanganku seraya mendekati telingaku mencoba berbisik padaku. Aku pun mulai merasa ada yang aneh , tapi apa ? apa lagi yang terjadi ? masih tak Puaskah Tuhan ? Aku mencoba menenagkan diri dan berfikir positif dengan segala kemungkinan yang terjadi.
“ Mungkin ini adalah kehendak yang kuasa , kita tak bisa berbuat apa-apa , harus kita terima dan memang semestinya kita terima , kadang hidup menjatuhkan kita ke tempat yang serendah-rendahnya , tapi percayalah semua akan baik-baik saja “ , katanya panjang lebar.
“ hei , aku bertanya dimana kakakku ? bukan meminta ceramahmu ! apa maksudmu ? bukan itu yang mau ku dengar ! dimana kakakku ? “ , nadaku mencoba melepas emosi yang sedari tadi bergelayut di cabang syaraf-syaraf kepalaku. “ Eh , kak wayan sudah menyusul  bapakmu kehadapan sang Ilahi “ , Nadanya dengan tetesan air mata.

Aku kembali menangis , perih ! ingin kurasakan lagi bersama dia . Namun , dunia tak mengijinkan itu , inikah akhir dari hidupku jua ? Mengapa harus saat ini , aku belum bisa menerima semua. Kepalaku bak dicengkram elang , menerbangkanku  ketempat tinggi , menggelepak menjelajah angkasa lalu menghempaskanku , terjatuh di tengah kerikil , kerikil tajam. Lalu , aku berlari di antara Bara api , setidaknya seperti itulah yang kini kurasakan
 .
“ Gan ? Tolong antarkan aku ke Taman “ , kataku meminta Anggan.

Perlahan , putaran roda-roda kursi yang ku duduki menghantarku ke taman dengan sisa – sisa  genangan air hujan , masih lembab seperti sisa genangan air mataku. Lalu , aku memandang rintik hujan yang turun bersamaan dengan jatuhnya airmataku , dan seperti inilah akau kini.

Tetapi , setelah gerimis reda , pelangi pun perlahan mulai terlihat , terlukis terbentang di antara azura dan dunia , indah ! aku mungkin seperti ini , aku akan merubah semua menjadi pelangi , tetapi aku berbeda , aku adalah pelangi yang terluka .

“ selamat jalan kakak , dan ku tahu pelangi ini akan menjadi penghubung jiwaku dan jiwamu di alam berbeda meski aku disini terluka “

                                                                                               
Primaditha ,

Kamis, 11 April 2013

T_T


janjikanlah , semua yang bisa kau janjikan padaku sekarang !
katakanlah , semua yang ingin kamu katakan padaku sekarang !

nikmatilah ..
sebab , aku ! tak ada yang dapat aku janjikan ..

Selasa, 09 April 2013

Kunamakan Dia Gelap


ketika kata-kata tak dapat lagi menggambarkan rasamu .. akan kau ungkapan dengan apa ?
                                 
                                                                   * * *
harus merusak segalanya , harus merombak kepingan kepingannya agar sisa-sisanya masih dapat ku lihat , setidaknya untuk menjadi bagian dari kesalahan.
ketakutanku akan melawan waktu , ketakutanku melupakan kau , kesakitan .. kini mulai menyeruak lagi !

aku benci melihatmu dengan dia , bukan .. bukan hanya dia ! tapi siapapun !
aku benci bila melihat matamu
aku benci melihatmu memalingkan pandangan padaku 
aku benci harus mengakui perasaan ini !

perpaduan cantik antara Cinta , Sakit , Pedih , Cemburu tingkat Dewa , Obsesi ! Mengirissss sekali ..

dia adalah Gelap , Pemilik Segala Yang ada Padaku saat Ini !
bila Kau tanya , kata apa yang menggambarkan dia ? Tidak , Tidak ada kata yang setara dengannya ..
biarlah ia tumbuh dan Menari di Pikiran Dan Jiwa ku .. Hingga dia dapat Melihat Pucuk Rindu yang telah mekar .. Untuk memiliki dia !

dia Gelap yang selama ini Ku Inginkan !









H-64


belajar menghargai waktu , belajar menghargai keadaan, belajar menghargai pilihan , menghargai teman-teman .. menghargai hidup !
ikhlas ke sekolah , ikhlas ke mushallah , ikhlas belajar exact .. ikhlas menjalani hari hari menyebalkan !
belajar ikhlas !

kata orang " cukup di nikmati "
tapi , saya punya cara Lain buat menikmati itu !
apa ? " Melanggar aturan " .. saya ikhlas dengan adanya aturan ! saya ikhlas menjalani , tapi untuk menikmati harus ada yang di korbankan !
peraturan di buat untuk di langgar kan ?

Kangen Sekolah ,



 

PD Nandaa Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez